Seragam Batik Untuk Berbagai Kalangan

Sudah sejak lama, di negara kita, para pelajar diwajibkan menggunakan seragam batik pada hari-hari tertentu. Hal ini dilakukan untuk menciptakan rasa memiliki pada batik sebagai warisan nenek moyang. Sehingga, batik bukan lagi hal yang langka, melainkan pakaian sehari-hari masyarakat Indonesia.

Kewajiban untuk menggunakan seragam batik ternyata tidak hanya menjadi tanggung jawab segelintir orang yang duduk dikursi birokrasi saja, melainkan sudah merambah ke berbagai segmen masyarakat. Secara umum dewasa ini yang sudah sangat banyak menggunakan seragam batik adalah dari segmen perkantoran, bisnis, PNS, sekolah, dharma wanita dan lain-lain.

Walaupun segmen kelompok masyarakat tadi telah menggunakan seragam batik, tetapi terkadang mereka ada sedikit rasa malu dan keterpaksaan untuk menggunakan seragam batik tersebut. Ya memang begitulah image menggunakan seragam batik di negeri ini, kesannya terikat dan seperti tidak ada kemampuan untuk menggunakan yang lain.

Penggunaan batik sebagai seragamnya adalah suatu niat luhur yang sudah sangat bagus, karena akan membantu melestarikan budaya batik di Indonesia. Tetapi nilai dari penggunaan seragam itu sendiri yang terkadang masih menimbulkan ketidaknyamanan bagi sebagian orang. Oleh karena itulah perlu adanya upaya untuk mengenalkan penggunaan seragam khususnya seragam batik sejak dini.

Di beberapa sekolah taman kanak-kanak yang ada di berbagai kota, saat ini telah mewajibkan penggunaan seragam batik pada anak-anak usia dini. Baik untuk pendidikan formal di TK maupun pendidikan ukhrowi di TPQ. Pengenalan seragam batik pada anak-anak usia dini diharapkan mampu menimbulkan rasa percaya diri pada generasi penerus bangsa ini untuk tidak ragu lagi menggunakan busana batik setiap hari.

Batik dengan keanekaragaman motif dan pewarnaannya menunjukkan sifat bangsa Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika, kreatif dan inovatif. Jadi tak ada salahnya bila institusi pendidikan baik TK  maupun TPQ mewajibkan seragam batik bagi anak didik dan santrinya.

Tren Facial Bokong di Amerika Serikat

Mendapatkan kulit wajah yang bersinar dengan melakukan facial sudah biasa dilakukan oleh para wanita. Selain facial wajah, tertarikkah Anda untuk mencerahkan kulit di sekitar bokong? Jika jawaban adalah iya, coba perawatan facial bokong.

Facial bokong ini merupakan gebrakan terbaru untuk perawatan kecantikan. Seorang dokter bedah plastik Dr Matthew Schulman di Kota New York, Amerika Serikat, mengungkapkan proses-proses perawatan ini.

Pertama, dilakukan pengeluapan kulit mati dengan menggunakan scrub spesial. Kemudian, dilanjutkan dengan perawatan menggunakan lase dengan frekuensi radio guna meratakan warna dan menghaluskan kulit. Tahap akhir adalah pemberian pelembab khusus. Perawatan ini dilakukan selama kurang lebih 40 menit.

Seperti dikutip dari Liputan 6, seorang wanita bernama Judith Liriano (21 tahun) rela merogoh koceknya untuk menghilangkan selulit, jerawat, dan warna hitam pada bokongnya. Kesan yang ia berikan sangat positif untuk perawatan tersebut.

"Saya merasa senang. Saya suka sekali dengan hasilnya. Bokongku terlihat lebih baik dan memiliki warna yang sama, bahkan bokongku terasa lebih kencang dibanding sebelumnya," Ucap Judith Liriano.

Jadi, Anda tertarik untuk mencoba facial bokong yang satu ini? Jika ya, siapkan uang sebesar USD $ 500 atau sekitar Rp 6,4 Juta untuk melakukan perawatan ini.